Waktu:2025-05-13 03:22:34 Sumber:Tombol SM ehChen struktur baja
Meskipun baja sendiri tidak mudah terbakar, kekuatan strukturalnya akan berkurang secara signifikan pada suhu tinggi (biasanya sekitar 550°C / 1000°F), yang dapat menyebabkan deformasi dan keruntuhan saat terjadi kebakaran. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan dan proteksi kebakaran untuk struktur baja berfokus pada pencegahan baja mencapai suhu kritis ini atau memastikan integritas struktural selama periode yang cukup untuk memungkinkan evakuasi dan pemadaman kebakaran.
Tujuan utamanya adalah untuk mengisolasi komponen baja guna memperlambat laju kenaikan suhunya saat terjadi kebakaran.
Bahan Tahan Api Semprot (SFRM): Ini adalah plester berbahan dasar semen atau gipsum yang disemprotkan langsung ke komponen baja. Material ini hemat biaya tetapi dapat rapuh dan tidak estetis jika dibiarkan terbuka.
Pelapis Intumescent: Lapisan seperti cat ini akan membengkak dan hangus saat terkena panas, membentuk lapisan insulasi. Lapisan ini menawarkan hasil akhir yang lebih estetis dan sering digunakan di area baja yang terbuka.
Selubung Beton: Menyelubungi kolom dan balok baja dengan beton memberikan ketahanan api yang sangat baik. Hal ini dapat dilakukan dengan beton cor di tempat atau beton pracetak.
Papan dan Pelapis Tahan Api: Papan gipsum, papan kalsium silikat, atau papan wol mineral dapat digunakan untuk membungkus komponen baja, menciptakan penghalang tahan api.
Selubung Blok/Bata: Mirip dengan selubung beton, pasangan bata dapat dibangun di sekitar komponen baja.
Mengisi Bagian Berongga: Bagian struktur berongga (HSS) dapat diisi dengan beton atau material tahan api lainnya untuk meningkatkan kinerjanya terhadap api.
Sistem ini bertujuan untuk mendeteksi kebakaran sejak dini dan memadamkannya atau mengendalikan penyebarannya.
Sistem Sprinkler: Sprinkler otomatis sangat efektif dalam mengendalikan atau memadamkan api, sehingga membatasi paparan panas pada struktur baja.
Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran: Detektor asap, detektor panas, dan detektor api memberikan peringatan dini, memungkinkan evakuasi dan respons petugas pemadam kebakaran yang tepat waktu.
Sistem Pemadam Kebakaran (Gas, Busa, dll.): Digunakan di area tertentu di mana air mungkin tidak cocok (misalnya, ruang server, area dengan cairan yang mudah terbakar).
Peringkat Ketahanan Api (FRR): Struktur dirancang untuk mencapai peringkat ketahanan api tertentu (misalnya, 1 jam, 2 jam, 3 jam), yang menentukan berapa lama elemen struktur harus bertahan dalam kondisi kebakaran tanpa runtuh. Hal ini ditentukan oleh peraturan bangunan berdasarkan hunian, tinggi bangunan, dan luas bangunan.
Kompartemen: Membagi bangunan menjadi kompartemen tahan api menggunakan dinding tahan api, lantai tahan api, dan pintu tahan api membantu mengendalikan api di area tertentu, membatasi penyebaran dan dampaknya terhadap keseluruhan struktur.
Redundansi Struktural: Merancang struktur sedemikian rupa sehingga kegagalan satu atau beberapa komponen tidak menyebabkan keruntuhan yang tidak proporsional.
Dissipasi Panas: Dalam beberapa desain, baja yang terekspos mungkin dapat diterima jika analisis menunjukkan baja tersebut dapat mendisipasi panas secara cukup efektif untuk mencegah tercapainya suhu kritis, atau jika komponen kritis yang dilindungi dapat menahan beban.
Sistem Ventilasi: Sistem pengendalian asap (alami atau mekanis) membantu menghilangkan asap dan panas, meningkatkan kondisi evakuasi dan pemadaman kebakaran, dan berpotensi mengurangi beban termal pada struktur.
Inspeksi dan Pemeliharaan Rutin: Memastikan bahwa PFP (misalnya, SFRM, pelapis intumescent) utuh dan tidak rusak, dan sistem AFP (sprinkler, alarm) berfungsi.
Good Housekeeping: Mengurangi bahan mudah terbakar (beban api) di dalam gedung meminimalkan potensi keparahan kebakaran.
Izin Kerja Panas: Mengendalikan aktivitas yang melibatkan api terbuka atau percikan api (pengelasan, pemotongan).
Perencanaan dan Latihan Darurat: Memastikan penghuni mengetahui rute dan prosedur evakuasi.
Akses Petugas Pemadam Kebakaran: Merancang gedung agar memungkinkan akses mudah bagi petugas pemadam kebakaran dan peralatan mereka.
Pemilihan dan kombinasi langkah-langkah ini bergantung pada berbagai faktor, termasuk peraturan bangunan, penggunaan dan hunian gedung, ukuran dan tingginya, serta penilaian risiko kebakaran yang komprehensif. Seringkali, kombinasi langkah-langkah pasif dan aktif, beserta prinsip-prinsip desain yang baik, diterapkan untuk mencapai tingkat keselamatan kebakaran yang diperlukan.